danau toba

danau toba
selalu ingin kesana

Selasa, 12 Oktober 2010

Sungguh... aku tidak menginginkan ini

Kau tak pernah tau apa yang kurasakan...
Kau tak pernah tau betapa aku tak bisa menahan ini...


Entah dimulai dari mana kau dan aku menjalani itu semua tanpa beban syarat. Selalu ingin berdua menghabiskan hari-hari ditemani canda tawa dan sesekali diselingi pertengkaran yang menyadarkan bahwa kita sangat bahagia dan saling mencintai. Kau dan aku tak pernah menyesali melewati kebersamaan itu.

Suatu waktu aku harus pergi tanpa kata perpisahan tanpa kesepakatan. Tak mudah untukku menjalani, tak mudah untukku meninggalkanmu. Kesedihan yang begitu dalam dan airmata yang menetes selalu setia menemani. Aku pergi membawa itu. Entah apa yang kau rasakan, entah apa yang terjadi denganmu.

Aku kembali, membawa rindu membawa cinta membawa sejuta cerita.Tapi aku tidak menemukanmu. Kau tak ada, kau hilang tak ada yang tau. Aku kecewa, sedih, aku menangis.Bercampuraduk perasaanku saat ku tau semua yang terjadi denganmu. Tiba-tiba... kau hadir dengan kebisuan. Ingin aku memelukmu mendekap erat menumpahkan kerinduan tapi semua tertahan. Kau bukan yang kukenal, kau berbeda, kau berubah. Kemana senyum manismu? kemana suara khasmu? kemana manjamu? Kau seperti tak kukenal.

Kau menahanku untuk tinggal, menemanimu, mendampingimu merajut kasih menggapai impian-impian kita. Walau kau sadar kau sudah tidak semanis yang dulu. Tapi kau berusaha menyakinkan aku kalau kau akan baik-baik jika dengan aku, kau akan hancur jika tidak dengan aku, kau memohon, tapi aku menolak. Itu tak mungkin. Kau ingin aku membawamu, sesuatu yang sulit buat aku. Sekali lagi aku menolak. Bukan menolak cintamu, bukan menolak dirimu aku menolak keadaan. Datanglah lain waktu.... aku menunggumu! Hanya itu yang kuucapkan.

Sesuatu yang tak pernah kuinginkan terjadi. Kau hidup dengan yang lain. Saat mengetahui itu apakah kau tau kau telah menghancurkan semuanya? Kepedihan yang sangat mendalam, hidupku kacau, berantakan tak bertujuan. Kau akhiri semuanya. Kau dengan dia menjalani kehidupanmu, sementara aku masih sendiri. Ditemani cintaku, keinginanku yang kusimpan jauh dilubuk hatiku hanya untuk kau.

Aku datang, tak berharap bertemu denganmu, tak ingin. Tapi dunia kita sempit. Pertemuan tidak bisa dihindari. Kau menghadiahkan senyum manismu kusambut dengan senyum terindahku. Hanya itu tapi mampu mengingatkan kembali, membangunkan semua yang sudah kita lalui, semua kenangan yang terlalu indah dilupakan, yang terlalu sedih dikenangkan.

Hari itu... hari yang sangat menyedihkan untuk aku, kau hadir. Kembali senyum manismu kau hadiahkan, namun kali ini tak dapat kubalas dengan senyum terindahku, kau tau itu aku tak bisa. Kau mengajakku untuk bertemu, aku menolak, berjuta-juta cara kau buat merayuku, berjuta-juta pula alasanku menolakmu. Kau mengatakan, aku takut. Iya, aku takut. Tapi bukan ketakutan yang seperti kau pikirkan. Aku takut dengan cintaku, dengan rinduku, dengan keinginanku untuk memilikimu. Kau marah, marah sekali. Kau menyalahkan dirimu sendiri, kau mengatakan kaulah penyebab kesendirianku, kau penyebab semua yang terjadi dengan hidupku. Kau tak pernah menginginkan dia, kau tak bahagia, itu katamu.
Pernah kau berniat meninggalkan itu semua demi aku, demi cintaku, demi kebahagiaanku, aku senang, senang sekali. Kembali kesadaran mengingatkan itu tak mungkin dan tak boleh terjadi.

Malam itu... tak pernah aku berhayal memimpikanmu. Berpikirpun tidak apalagi mengundangmu. Tapi kau hadir, kau bawa semua yang kuinginkan darimu. Senyummu, candamu, manjamu. Kembali kita menjalani kebersamaan itu, kau nyanyiakan sebuah lagu yang sangat kusuka jika kau yang menyanyikannya, sangat bahagia. Aku terbangun!

Apakah kau tau betapa menderitanya aku, apakah kau tau betapa tertekannya aku, apakah kau tau betapa tersiksanya aku. Apakah kau tau betapa aku tak sanggup menahan ini semua. Kumohon jangan ulangi lagi, sungguh.... aku tak menginginkan ini. Tak pernah!


Catatan,
Saat menulis ini tak dapat kubendung airmataku. Aku menyimpulkan bahwa aku sangat mancintainya.Sangat kehilangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar