danau toba

danau toba
selalu ingin kesana

Kamis, 10 November 2011

Beginikah rasanya????



                                        BEGINIKAH RASANYA??????


Enam tahun tanpamu.......

Berat menjalaninya. Mengangkat kepala saja aku tak sangup, apalagi bersenda-gurau. Berbicara pun lidahku kaku apalagi bernyanyi sambil memetik gitar benar-benar aku tak sangup. Oh.... beginikah rasanya????

Tahun pertama hidupku benar-benar hancur, tak berguna, tak berarti dan merasa di pandang sebelah mata. Kekuatanku rontok! Harga diriku entah kemana. Buatku dunia sudah berakhir. Tidak bergairah dan pasrah dengan keadaan. Aku tahu masih banyak yang menyayangiku, mencintaiku, membutuhkanku bahkan mengharapkanku. Buatku itu semua tidak ada artinya. Kau telah merubahnya. Bahkan ketika aku kehilangan pekerjaan pun itu tidak berarti apa-apa dan malah tidak berniat untuk bekerja lagi. Semua itu tidak ada artinya selain dirimu. Tidak ada penyesalan karena itu tidak sebanding dengan rasa yang kualami.
Suatu waktu, seseorang yang pernah mengasihiku datang menghiburku. Aku sangat berharap dia kembali  agar aku bisa menyenangkanmu. Tapi takdir berkata lain dia tetap berlalu tanpa mencari tahu apa yang kuinginkan. Ya, sudahlah..... dan akhirnya sampai sekarang pun aku tetap sendiri.
Diakhir tahun kuputuskan untuk mengunjungimu, kubawa sesuatu yang mungkin bisa membuatmu senang dan bisa membuat airmataku berhenti mengalir. Dengan sadar kusakiti hati dan jiwaku, dengan sadar kubuat kau seolah-olah ada. Kau memang ada disana, tapi tak kutemukan.  Ya Tuhan..... beginikah rasanya???

Tahun kedua tidak  jauh beda dengan tahun pertama. Malah semakin parah, selain rasa sakit yang kau buat aku harus menderita kemiskinan. Kuhabiskan waktuku di suatu tempat bersama dengan teman-teman yang senasib denganku. Kujalani hidupku dengan santai seolah-olah tak berbeban. Pasrah, tidak peduli dengan keadaan sekitar juga keadaanku sendiri. Kubuat aku tegar seperti batu karang padahal kenyataannya hancur berkeping-keping. Tidak ada yang tahu kesedihanku seolah tak berujung.

Tahun ketiga rasa itu masih ada, kupikir sudah saatnya membenahi diri. Dengan susah payah aku bangkit dan masih tetap ditemani sakit akibat kehilanganmu. Pertengahan tahun aku mengunjungimu. Kali ini bukan hanya kau tujuanku. Adikku menikah dan aku harus hadir sebagi tanda tanggungjawab dan keiklasanku. Prosessi demi prosessi kuikuti dengan rasa bahagia dan linangan airmata. Semua undangan yang melihatku menganggap airmataku adalah airmata kesedihan akibat dilangkah nikah. Tak ada satupun yang tahu airmata itu adalah airmata karenamu, airmata kehilanganmu, airmata karena ketidakberadaanmu. Lagi-lagi aku berucap, beginikah rasanya???

Tahun keempat mencoba menganggat kepala dan mengembalikan kepercayaan diri. Mencoba berdamai dengan hati, berdamai denganmu dan berhenti mengutuki keadaan. Bernyanyi dan bersenda gurau menghiasi hari-hariku. Airmata hanya sesekali itupun jika rasa itu mengusikku dan jika bayanganmu tiba-tiba hadir. Berjanji tidak akan menangisimu lagi sebelum aku tidur karena itu membuat penglihatanku berkurang. Inikah akibatnya kehilangamu???

Tahun kelima keadaanku membaik. Kehidupanku semakin terkontrol. Kehilanganmu membuat aku dewasa, membuat aku semakin menghargai indahnya kebersamaan, mahalnya kesehatan dan menjaga nafas yang masih dipercayakan. Kehilanganmu membuatku semakin menghargai sesama terlebih yang sudah tua dan bisa berbagi dengan orang yang senasib denganku. Tapi, jangan pernah kau berpikir bahwa rasa kehilangan yang kau buat bisa terkisis dan melupakanmu. Seumur hidupku kau selalu ada walaupun kau jauh.
Saat ini aku masih tetap sendiri, bukannya memilih-milih. Tapi aku menginginkan sosok sepertimu yang bisa menjagaku, menghargaiku dan menghiburku. Walaupun aku sadar kau tak akan tergantikan oleh apa dan siapapun. Tapi aku mau dirirmu ada dalam dirinya agar aku bisa merasakan hadirmu dalam hidupku.

Hari ini, tahun keenam. Aku merasa tidak ada gunanya memelihara kesedihan karenamu. Tidak ada gunanya menyesali kepergianmu dan tidak perlu lagi menangis apalagi meratap. Setitik airmata cukup mewakili disetiap kali kau teringat dan terbayang juga karena aku belum mau memakai kacamata. Kepergianmu membuat aku berhenti memberikan apa saja yang kau butuhkan dan aku juga tidak perlu lagi membelikanmu apa-apa. Kau tidak akan mendapatkan lagi kaus berkerah, baju hangat tebal, kemeja kotak-kotak, celana pendek keren, celana jean's juga sandal dan sepatu. Kau tidak akan bergaya lagi di depanku.
Tapi aku bisa menjanjikan kau akan tetap mendapatkan cintaku, kasih sayangku, juga ingatanku. Aku berjanji tidak akan melupakanmu karena kau sangat berharga. Ini baru tahun keenam. Akan masih banyak tahun-tahun yang akan kulewati tanpamu. Cintamu, kasih sayangmu dan pengorbananmu akan menguatkan aku melewatinya. Bahagialah kau, dan akupun berharap seperti itu. Maafkan semua kesalahan dan kekuranganku. Mintalah pada Tuhan agar hidupku lebih indah dan secepatnya  mendapat jodoh.
I miss you mordong... I love you so much!!!!












Tidak ada komentar:

Posting Komentar